Apa Itu Ruby? Sejarah dan Filosofi
Pengenalan Ruby
Ruby adalah bahasa pemrograman yang unik, tidak hanya karena kemampuan teknisnya, tetapi juga karena filosofi yang mendasarinya. Ruby adalah bahasa pemrograman yang dinamis, berorientasi objek, dan bersifat open source yang dikembangkan pada pertengahan 1990-an oleh Yukihiro "Matz" Matsumoto di Jepang. Ruby adalah bahasa yang seimbang, di mana penciptanya, Yukihiro "Matz" Matsumoto, memadukan bagian dari bahasa favoritnya (Perl, Smalltalk, Eiffel, Ada, dan Lisp) untuk membentuk bahasa baru yang menyeimbangkan functional programming dengan imperative programming.
Bahasa ini sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web, terutama karena framework populernya, Ruby on Rails, yang mempermudah membangun aplikasi dengan cepat.
---
Sejarah dan Perkembangan Ruby
1993: Kelahiran Ide dan Implementasi Awal
Pada Februari 1993, Matz mulai mengimplementasikan bahasa pemrograman Ruby. Matz menciptakan Ruby karena ia merasa bahasa yang ada saat itu seperti Perl, Python, atau Smalltalk belum benar-benar memberikan keseimbangan antara produktivitas dan kesenangan dalam menulis kode. Ia ingin menghadirkan bahasa yang:
- Human-friendly (ramah manusia)
- Memiliki prinsip “developer happiness”
- Mengutamakan kejelasan dan ekspresivitas dibanding sekadar kinerja mesin
Nama Ruby sendiri dipilih oleh Matz bersama seorang koleganya sebagai nama batu permata, dan secara kebetulan juga menjadi pasangan dari “Perl” (yang juga diambil dari nama batu permata).
1995: Debut Publik
Matsumoto merilis versi pertama bahasa pemrograman Ruby pada 21 Desember 1995. Ruby pertama kali dirilis untuk publik pada tahun 1995.
1999: Dokumentasi Pertama
Pada Oktober 1999, Yukihiro Matsumoto dan Keiju Ishitsuka menulis buku pertama tentang bahasa pemrograman Ruby: "The Object-oriented Scripting Language Ruby". Ruby mulai menjadi sangat populer di Jepang dan menyebar dengan cepat ke negara-negara berbahasa Inggris.
2004-Sekarang: Era Modern
Ruby mengalami lonjakan popularitas global dengan peluncuran Ruby on Rails, dan terus berkembang hingga saat ini dengan berbagai peningkatan performa dan fitur.
---
Filosofi Ruby: "Programmer Happiness"
Konsep "Programmer Happiness"
Ruby dirancang untuk "dioptimalkan untuk kebahagiaan programmer". Sebagai hasil dari filosofi desain ini, Ruby menjadi bahasa yang menyenangkan untuk dibaca dan ditulis (Human-friendly / ramah manusia).
Ruby ingin membuat proses coding menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan sekadar kewajiban teknis. Dalam wawancara dengan Bill Venners, Matz menjelaskan filosofi ini: "Tujuan hidup sebagian adalah untuk memiliki kegembiraan. Programmer sering merasakan kegembiraan ketika mereka dapat berkonsentrasi pada sisi kreatif programming. Jadi Ruby dirancang untuk membuat programmer bahagia".
Pengaruh Bahasa Lain dalam Ruby
Matz menjelaskan bahwa "Ruby mewarisi filosofi Perl dalam memiliki lebih dari satu cara untuk melakukan hal yang sama. Saya mewarisi filosofi itu dari Larry Wall, yang sebenarnya adalah hero saya. Saya ingin membuat pengguna Ruby bebas. Saya ingin memberi mereka kebebasan untuk memilih".
Filosofi Design Ruby
1. Fokus pada Perasaan, Bukan Hanya Kemampuan
Matz menekankan: "Alih-alih menekankan pada 'apa', saya ingin menekankan bagian 'bagaimana': bagaimana perasaan kita saat programming. Itulah perbedaan utama Ruby dari desain bahasa lain. Saya menekankan perasaan, khususnya, bagaimana perasaan saya menggunakan Ruby".
2. Principle of Least Surprise
Matz menjelaskan tentang prinsip ini: "Sebenarnya, saya tidak membuat klaim bahwa Ruby mengikuti prinsip least surprise. Seseorang merasa desain Ruby mengikuti filosofi itu, jadi mereka mulai mengatakannya. Saya tidak memunculkan itu, sebenarnya... Principle of least surprise berarti principle of least my surprise. Dan itu berarti principle of least surprise setelah Anda mempelajari Ruby dengan sangat baik".
3. Menyeimbangkan Orthogonality dan Harmoni
Matz menjelaskan: "Saya percaya konsistensi dan orthogonality adalah alat desain, bukan tujuan utama dalam desain... Fitur orthogonal, ketika dikombinasikan, bisa meledak menjadi kompleksitas".
Filosofi Human-Centered Computing
Matz menekankan pentingnya faktor manusia: "Jangan meremehkan faktor manusia. Meskipun kita berada di depan komputer, mereka adalah media. Kita bekerja untuk manusia, dengan manusia... Kebanyakan tugas kita berhubungan dengan manusia setelah semua... Kita adalah majikan. Mereka adalah budak".
---
Manifestasi Filosofi dalam Bahasa
Sintaks yang Natural dan Ekspresif
Matz menjelaskan visinya: "Saya ingin berkonsentrasi pada hal-hal yang saya lakukan, bukan aturan magis bahasa... Saya hanya ingin berkonsentrasi pada tugasnya. Itulah ide dasar. Jadi saya telah mencoba membuat kode Ruby ringkas dan padat".
Dukungan untuk Text Processing
"Dalam kehidupan sehari-hari sebagai programmer, kita banyak memproses string teks. Jadi saya mencoba bekerja keras pada pemrosesan teks, yaitu kelas string dan regular expressions.".
---
Dampak Filosofi Ruby terhadap Industri
Ruby telah mengubah culture development dengan menekankan kebahagiaan developer dan pendekatan yang lebih manusiawi terhadap programming. Ini tercermin dalam dua prinsip panduan desain Ruby: MINASWAN (Matz Is Nice And So We Are Nice): Prinsip ini mendorong komunitas yang ramah dan saling menghormati, yang terlihat jelas dalam komunitas programming Ruby yang supportif.
Prinsip MINASWAN telah menjadi bagian integral dari komunitas Ruby, menciptakan lingkungan yang ramah dan supportif bagi developer dari semua tingkatan. Komunitas ini dibangun atas nilai-nilai inclusivity, mentorship, contribution, dan respect.
---
Kritik dan Tantangan Filosofi Ruby
Trade-offs dari "Programmer Happiness"
Tidak semua orang mungkin setuju, tetapi saya pikir Matz mencapai tujuan desainnya. Ada sesuatu yang tidak berwujud tentang sintaks Ruby yang membuatnya menyenangkan, memuaskan, dan mudah digunakan – sesuatu yang membuat saya bahagia.
Namun, filosofi ini juga memiliki trade-offs, terutama dalam hal performa runtime dibandingkan dengan bahasa yang lebih fokus pada optimisasi mesin.
---
Evolusi dan Masa Depan
Ruby Modern
Matz masih memimpin pengembangan implementasi referensi bahasa, MRI (Matz's Ruby Interpreter). Pada April 2012, Matsumoto menjadikan open source karyanya pada implementasi Ruby baru yang disebut mruby.
Ruby terus berkembang dengan mempertahankan filosofi intinya sambil meningkatkan performa dan menambahkan fitur-fitur modern yang dibutuhkan developer masa kini.
---
Kesimpulan
Ruby bukan hanya bahasa pemrograman, tetapi juga manifestasi dari filosofi bahwa technology seharusnya melayani manusia dengan cara yang menyenangkan dan produktif. Seperti yang dikatakan Matz: "Saya ingin menikmati hidup dalam programming sendiri", dan visi ini telah terwujud dalam bahasa yang tidak hanya powerful secara teknis, tetapi juga membahagiakan untuk digunakan.
Filosofi "Programmer Happiness" Ruby telah membuktikan bahwa fokus pada developer experience dapat menciptakan technology yang tidak hanya powerful, tetapi juga sustainable dan enjoyable. Dalam dunia programming yang semakin complex, Ruby mengingatkan kita bahwa simplicity, empathy, dan human-centered design adalah kunci untuk menciptakan technology yang truly serves humanity.
Warisan terbesar Ruby bukanlah syntax atau features-nya, tetapi pembuktian bahwa programming dapat dan seharusnya menyenangkan. Dan itu adalah lesson yang akan terus relevan, terlepas dari tren teknologi yang datang dan pergi.
---
Referensi
- Wikipedia - Yukihiro Matsumoto
- About Ruby
- The Ruby Story
- Wikipedia - Ruby Programming Language
- Medium - 7 Facts About Ruby and its Creator by Laina Karosic
- Flatiron School - The Father of Ruby
- Evrone - Yukihiro Matsumoto Interview
- SitePoint - The History of Ruby by Jesse Herrick
- Ruby on Rails Doctrine
- Learn Enough - Ruby Optimized for Programmer Happiness
- Artima - The Philosophy of Ruby
- Pat Shaughnessy - Ruby and Programmer Happiness
Komentar
Posting Komentar